Monday, January 10, 2011

Jogja i'm in Love

Jakarta penuh sesak. Serasa berada dalam hutan Beton. Tak ada salahnya sejenak melongok ke kota-kota lain. Tak perlu sampai ke luar pulau Jawa. Yogyakarta pun bisa menjadi penawarnya. Bangunan-bangunan yang eksotis dan berseni, bisa menyegarkan mata yang terbiasa dengan gedung kotak-kotak dan berkaca semua...


Berbeda dengan Jakarta, Yogya menawarkan banyak obat untuk mata. Lengkap dengan tempat wisata, jajanan, dan shoppingnya. Buat yang suka dengan Batik, di sini surganya. Mau cari model dan warna serta motif apa aja semua ada. Harganya pun beragam.
di borobudur...

Peninggalan masa lalu dan keindahan dunia semua tersimpan manis dan siap dinikmati di sini. Borobudur, Prambanan, Boko, Mendut, hanyalah sekelumit tempat yang wajib dijabani saat ke kota ini. Di candi-candi ini, mata kita dimanjakan oleh kehebatan nenek moyang dalam arsitektur. Kemegahan Borobudur dan Prambanan membuat kita tak bosan menjelajahinya. Apalagi jika kita menyukai sejarah di baliknya. belum tentu pula arsitek sekarang bisa sehebat nenek moyang ini membangun candi-candi megah nan bersejarah.
masihkah bisa menemui anak2 duduk di pinggir sawah sambil bermain layangan??


Tak hanya itu, alamnya pun menawarkan banyak 'jajanan'. Di sekitar candi Borobudur, apabila kita melihat dari ketinggian yang cukup, gunung dan bukit menyelimuti sekitar Borobudur, seperti sebuah benteng alam. Gunung merapi dan bukit entah apa namanya nampak sangat jelas dari Borobudur.

Tak jauh dari Borobudur, ada candi Mendut. Candi kecil yang terletak di pinggir jalan ini juga menyimpan kemegahan dan sejarah tersendiri di jamannya. Bila ingin sekalian wisata Rohani, untuk yang beragama Katolik, bisa sekalian mampir di Gua Maria Sendang Sono. Jadinya, sekali melajukan kendaraan ke Borobudur, langsung 3 tempat berdekatan yang bisa kita datangi. Baiknya sih.. kalo ke Borobudur jangan terlalu siang mengingat matahari sangat terik.

Selesai wisata Candi? Masih banyak yang lain. Ganjuran! sebuah wisata Rohani yang laris manis didatangi. Di sini ada candi kecil yang di dalamnya bersemayam patung hati kudus Yesus. Konon, banyak yang terkabul doanya bisa meminta di sini. Termasuk minta Jodoh?!?!?!?!??!!?!!

Monumen Jogja Kembali! Sayangnya saat kesini sudah sore jadi tak bisa menjelajahi dalamnya. Hanya bisa berfoto di luar monumen saja. Semoga seperti namanya... bisa berkunjung ke Jogja kembali dan menjelajahi isinya...

YOgya di malam hari
Senang shopping? Malioboro surganya. Senang dengan pernak pernik lucu dan aksesoris? Lagi-lagi Malioboro surganya. Di sepanjang jalanan, mata seakan dimanjakan dengan berbagai barang. Mulai dari baju, celana, dress, kalung, gelang, ikat pinggang, sampai makanan. Asal pintar milih dan pintar nawar, pasti sangat dan amat puas. Jika malas dengan acara tawar menawar, boleh jga masuk ke satu toko. MIROTA. Di sini dijual berbagai model batik dan pernak pernik. Tidak ada tawar menawar. Tapi harga barangnya juga termasuk murah meriah. Berbeda jauh dari Jakarta. Mana ada baju batik seharga Rp 23.000 di Jakarta? Di sini banyak.

Untuk Kulinernya... boleh dicoba Gudeg Khas Jogja Yu DJUM di jalan Wilidjan. Dijamin puas dan pengen bawa pulang. Wadah take awaynya beda dengan yang biasanya kita jumpai, sterofoam atau kertas. Di sini menggunakan besek dan kendil. Antik ya...

pelayan di raminten
Selain Yu Djum, buat yang gak terbiasa makan banyak, bisa coba nasi kucing alias sego kucing di Raminten. Di daerah Kota Baru. bersebelahan dengan Mirota Restaurant. Kenapa nasi kucing? Bukan berarti makan bareng kucing atau makanan kucing. Tapi lebih karena porsinya yang sedikit. :) Harganya pasti bikin surprise. Nasi putih plus ikan asin, plus teri, plus telur dadar, plus oseng tempe.. hanya 2 ribu rupiah. Mana ada harga segitu di Jakarta. Pelayannya pun unik. Menggunakan kain dan kemben. Interiornya juga manis dan cantik. :) Untuk minumnya, boleh dicoba jamu-jamuannya. Ssttt gak usah takut pahit. Jamunya manis lho. Jamu pegel linu, jerawat, ada smua.

Yang lain lagi dengan Jakarta, di sini ada becak dan dokar alias delman sebagai kendaraan angkutannya. Becak selalu ada di tiap sudut kotanya. Pintar-pintar menawar ya....

Banyak pengalaman baru deh kalo berkunjung ke kota ini. Apalagi dengan luas kota yang tak sebesar Jakarta dan tak seruwet Jakarta, apa saja terasa berdekatan letaknya sehingga tidak menghabiskan banyak waktu.

Curug 5 Cilember








Curug 5 Cilember
Sebuah tempat yang masih asri.. dengan udara segar dan pemandangan yang memanjakan mata.

Hidup di kota besar seperti Jakarta dan Satelitnya kadang kala membuat pikiran penuh dan sesak. Karena itulah, sesekali pergi ke suatu tempat yang tak memiliki hutan beton menjadikan kemewahan pribadi. Tak perlu tempat yang mahal ataupun yang mengharuskan kita menginap. Cukup luncurkan mobil atau langkahkan kaki, manfaatkan angkutan kota dan jelajahi kota Bogor.
Libur Nasional 16 Maret kemarin, aku manfaatkan dengan melangkahkan kaki dan memanfaatkan jasa angkuta umum untuk mengunjungi Curug Cilember, sebuah tempat wisata yang terletak 20 km dari kota Bogor ke arah Puncak. Tepatnya di daerah Cisarua. Tak jauh dari Taman Safari. Biarpun hari libur, untungnya jalanan tidak macet.
Kurang lebih pukul 07.30 kami sudah siap di pinggir jalan seberang German Center BSD untuk menanti angkotan kota alias Bus. Dari BSD sini, kami naik Bus Pusaka jurusan Bogor- Baranangsiang (nama terminal di Bogor). Dari situ, sambil menunggu teman yang akan menyusul, kami menggunakan waktu yang ada untuk menikmati KFC yang tak jauh dari terminal.
Setelah teman yang ditunggu datang, kami langsung mencari pos polisi untuk menanyakan nomor angkutan yang bisa membawa kami ke tempat tujuan. SSttt... pak polisinya baik-baik lho. Mereka memberikan arahan jalan dan jenis angkutan yang bisa membawa kami ke sana. Dari Baranang siang sampai Cisarua, kami bisa menggunakan angkot ataupun ojek. Bila menggunakan ojek, akan lebih mahal. Kurang lebih 50 ribu untuk bisa sampai ke tempat wisatanya. Dengan angkot, kita harus pindah 2 kali. Pertama angkot dengan trayek Baranangsiang-Ciawi turun di perempatan ciawi, harganya Rp 3000,- Dilanjutkan dengan angkot trayek Ciawi-Cisarua seharga Rp 5.000,- dan turun di pertigaan Hankam.
Karna kita tidak tahu patokan pastinya untuk sampai ke curug, kita pesan dnegan si sopir angkot untuk menurunkan kita di tempat yang terdekat. Polisi yang memberitahu arah tempatnya sudah mengatakan bahwa tidak ada angkot yang bisa membawa kita ke tempat curug itu, kita harus melanjutkan perjalanan dengan ojek dari jalan raya besar ke Wana Wisata Curug Cilember. Untuk biaya ojegnya seharga Rp 10.000-15.000 tergantung pintar-pintarnya kita menawar.
Wana Wisata Curug Cilember ini terletak di Desa Cilember, Bogor, Jawa Barat. Berketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut, membuat kawasan di kaki Bukit Hambalang ini sejuk dengan vegetasi dominan pinus merkusi dan anggrek tanah berwarna kuning. Pokoknya sangat memanjakan mata dan hidung karna udaranya sangat segar.
Biaya tiket retribusi dari tempat wisata ini murah. Hanya dengan membayar Rp 10.000,- kita bisa menikmati banyak spotnya. Kami menjumpai sebuah bangunan berbentuk setengah lingkaran yang terbuat dari jaring-jaring besi. Rupanya bangunan ini adalah Taman Konservasi Kupu-kupu, di mana di tempat ini dikembangbiakkan 12 spesies kupu-kupu dari seluruh Indonseia, diantaranya adalah Troides helena dan Papilio meiunon. Dari taman konservasi ini, ada jembatan yang menurut orang-orang dinamakan jembatan cinta. Melewati jembatan cinta ini, bisa sampai ke Curug 7. Sayangnya, kami malah tidak ke curug 7 yang sebenarnya paling dekat dari pintu masuk. Kami malah langsung naik ke Curug 5.
Tak perlu bingung akan kelaparan ketika berada di wana wisata ini, tak jauh dari pintu masuk, banyak kios-kios penjual suvenir dan warung makan juga terlihat berderet rapi. Di lokasi ini juga terdapat lapangan yang digunakan untuk berkemah.
Curug Cilember ini terdiri dari 7 buah curug yang saling menyambung. Air di curug ini berasal dari mata air di Bukit Hambalang pada ketinggian 2.000 meter dpl. Curug 1 sendiri terletak pada ketinggian 1.700 meter dpl dan curug terakhir, yaitu curug 7 berketinggian sekitar 30 meter berada pada ketinggian 800 meter dpl.
Untuk menikmati keindahan curug-curug ini, dibutuhkan pengorbanan ekstra yaitu stamina yang kuat. Makin ke atas, medan yang ditempuh semakin terjal dan sulit. Track semen hanya sampai di Curug 7, sedangkan untuk sampai ke Curug 5, track berupa tangga batu yang terjal. Hohoho... bisa menguras tenaga dan membuat baju bisa diperas karna basah oleh keringat.
Tapi pengorbanan yang ada bisa terbayar saat kita sampai di air terjun. Melihat keindahan dan merasakan kesejukan airnya... Sungguh sangat nikmat. Air yang dingin dan segar membuat rasa lelah langsug hilang ketika kita memasukkan kaki ke dalam air.
Curug 6 tidak dapat dijangkau karena medan yang berbahaya. Umumnya pengunjung hanya sampai di Curug 5 saja. Menurut tukang ojek yang saya tumpangi, curug yang bagus justru curug-curug yang berada di atas karena jarang tersentuh oleh manusia. Namun total perjalanan mulai dari Curug 7 dan mendaki hingga Curug 1, diperlukan waktu sekitar 4jam!

Jalan jajanan

Bosan dengan makanan yang tersedia sehari-hari? Bosan dengan rutinitas yang sama? Bosan dengan suasana Jakarta yang dipenuhi hutan beton?

Tak ada salahnya sesekali menikmati sekedar makan siang atau makan malam di Bogor. Kota yang tak jauh dari Jakarta dan bisa ditempuh dengan angkutan umum ini, menyimpan banyak jajanan dan menu yang membangkitkan selera makan. Dilengkapi pula dengan aura kota yang sejuk dan beda dari Jakarta. Memang sih, di hari Libur, kota ini akan dipenuhi kendaraan berpelat B. Tapi tak ada salahnya kan ikut bermacet ria di sini sambil menikmati suasana kotanya.

Plesir tak selalu identik dengan kemewahan dan waktu khusus. Hari minggu saja sudah cukup. Jelajahi Kota Bogor yang lengkap dengan berbagai wisata dan jajanannya.

Jalan Suryakencana, menyimpan wisata kuliner yang cukup komplit. Mulai dari Ngo Hiong yang khas bogor sampai mi kocok dan lumpia basah.

Ngo Hiong gang aut yang paling yahud. Enak, murah dan porsinya mantab. Cukup untuk berdua. Di sini tak hanya menawarkan Ngo Hiong saja, ada pangsit pengantin. Ngo Hiang ini isinya Daging babi or ayam cincang, ditemani kentang goreng dan tahu goreng dimakan dengan kuah kentel hampir yang agak manis dan memang terasa bumbu ngohiangnya. Sedangkan pangsit pengantin... mirip dengan soto.

Tak jauh dari Ngo Hiang gang Aut, ada Soto mie Agih cabang Bogor. Menunya cukup beragam. buat yang gak suka Ngo Hiong.. bolehlah makan di sini. Mulai dari Lo Mie, Mi Kocok, sampe mi Pangsit pengantin. Harganya? Gak semahal di Jakarta lah..

Sst.. di sepanjang jalan Surken atau surya kencana ini, ada banyak penjual kaki lima yang menjajakan dengan gerobak. Yang asik buat cemilan n bisa dibawa-bawa ya.. lumpia basahnya. berbeda dengan lumpia basah yang kita temui di Jakarta, lumpia Bogor ini manis. Isinya antara lain, toge, telur, tahu, dan irisan bengkuang. Beda sekali kan dengan lumpia yang kita jumpai. Ukurannya pun... 3 kali lipat dari lumpia biasa.. Tapi rasanya.. Muantab.... harganya gak lebih dari Rp 10.000 rupiah kok.

Ingin masakan Sunda? Boleh juga mampir di Taman Palem. Resto yang mengkhususkan diri dengan masakan Sunda ini, memiliki interior yang khas. Meja kursinya didesain seperti gelondongan kayu yang dipernis. Di sini, kita bisa langsung pilih dan ambil makanan yang kita inginkan. Gak perlu pesen ke waiter trus di catat gitu. Mirip2 dengan ampera deh... Yang pasti harganya lagi-lagi gak mencekek leher. Makanannya pun enak.