Showing posts with label sulawesi. Show all posts
Showing posts with label sulawesi. Show all posts

Tuesday, August 30, 2016

Pesona Pantai Kaluku (Enchantment of Kaluku Beach)


Menurut penduduk setempat, Kaluku berasal dari bahasa Kaili yang berarti pohon kelapa. Sesuai dengan arti namanya, pantai Kaluku dipenuhi dengan pohon Kelapa yang menjulang tinggi. Pantai Kaluku terletak di Kabupaten Donggala, sekitar 1,5 jam dari pusat Kota Palu. Pantai Kaluku memiliki garis pantai yang cukup lebar. Di saat siang, wilayah pasir pantainya akan terlihat luas karena adanya pasang surut yang menyebabkan perahu-perahu ditambatkan di kejauhan. Tidak banyak perahu nelayan yang tertambat. Terik matahari sedang menjadi-jadi saat saya mengunjungi pantai ini. Pantai ini memiliki air yang jernih meskipun tidak ada spot untuk snorkling seperti di Tanjung Karang.

Sekilas, Pantai Kaluku tak seindah pantai Tanjung Karang yang lokasinya tak jauh. Namun, pantai ini memiliki daya tarik tersendiri. Selain masih cukup sepi, pantai ini masih tergolong alami, tenang dan eksotik. Belum banyak tangan jahil di sini. Cocok untuk bersantai. Enaknya lagi, di sini tidak ada pungutan alias gratis masuk dan free parking.

Di sepanjang pantai Kaluku, sudah ada yang mendirikan gazebo-gazebo sederhana yang disewakan untuk sekadar beristirahat. Tak hanya itu, pantai ini memiliki cukup banyak spot untuk berfoto. Sepertinya sih buatan dari penduduk setempat. Mulai dari ayunan hingga kalimat-kalimat romantis yang bisa dimanfaatkan untuk pre wedding.

Semoga saja pantai Kaluku tetap bersih dan alami.

======================================================================

According to the locals, Kaluku taken from Kaili language means coconut tree. As to it's name, Kaluku beach filled with towering coconut trees. Kaluku beach located in Donggala, about 1.5 hours from the center of Palu city. Kaluku beach has a quite wide coastline. At midday, the sand beach area will look spacious because of tides, causing the boats are moored in the distance. Not many fishing boats are moored. The sunshine was rampant when I visited this beach. This beach has a crystal clear water even though there was no spot for snorkeling like in Tanjung Karang.

Glance, Kaluku beach looks not as beautiful tanjung karang beach which located not quite far away. However this beach has its own charm. Besides quite deserted, this beach is also still natural, calm and exotic. Not many ignorant hands here. Ideal for relaxing. Ease back, in here there is no fee, free entrance and free parking.

Along the coast of kaluku beach, there are simple gazebos rented for simply rest. Not only that, this beach has pretty much spot to take pictures. It seems artificial heck of locals. you can find here swing even romantic words that can be utilized for pre wedding shoot.

hopefully Kaluku beach keep remain clean and natural

Sunday, December 15, 2013

Kuliner Palu

Mengunjungi satu kota karena pekerjaan berbeda dengan ketika pergi jalan-jalan. Hiburan di sela jadwal tugas yang ketat adalah mencicipi kuliner setempat. Kegiatan ini tak membutuhkan waktu khusus yang mengganggu jadwal kerja. Bagiku, kuliner setempat sudah merupakan salah satu kenikmatan yang tiada tara saat tugas di kota lain. :p
Aku percaya setiap daerah pasti memiliki masakan khasnya, meskipun bahan dan bumbu yang digunakan sama, namun pengolahannya pasti berbeda.

 
Uta Dada
Nama ini terdengar asing di telingaku. Makanan macam apa ini, begitu pikirku ketika mendengarnya. Aneh-aneh saja namanya. Uta dada merupakan ayam panggang yang berkuah santan dan disantap bersama dengan ketupat. Ketika berada di palu, aku mencicipi makanan ini di sebuah rumah makan sederhana yang ada di ketinggian, sehingga bisa menikmati makanan sambil mengintip kota palu lengkap dengan garis pantainya dari ketinggian.


Ayam Biromaru
Lagi-lagi masakan ayam. Berhubung aku bukan penyuka daging sapi, otomatis aku tidak mencicipi kaledo, yang terkenal dari palu. Ayam biromaru ini menurut orang lokal, diambil dari nama lokasinya, yaitu di desa Biromaru. Uniknya, kuliner ini hanya ada pada malam kamis (Rabu Malam) dan Malam minggu, mengikuti jadwal pasar di biromaru yang hanya ada tiap Kamis dan Minggu. Ayam yang dihidangkan di sini adalah ayam kampung muda yang dipanggang, dilumuri bumbu dan biasanya disantap bersama dengan ketupat dan kuah santan. Menurut teman yang mengantar ke tempat ini, ayam yang dihidangkan itu ditangkap dulu pada saat dipesan oleh pembeli sebelum dimasak. Karena proses penangkapan sampai masak membutuhkan waktu lama (kurang lebih 1 jam) sebaiknya sih datangnya sebelum benar-benar lapar, atau pesan dulu.

Putu Palu
Namanya boleh putu, namun penyajiannya berbeda dengan putu yang ada di pulau Jawa. Putu di palu ini berbentuk silinder atau lonjong, dan biasanya disantap bersama dengan sambal penja. Penja adalah ikan teri lokal yang bentuknya mirip dengan teri medan.

Sunday, December 8, 2013

Talise: Si Cantik dari Palu

Pantai Talise dari atas bukit

dari pinggir pantai talise di malam hari
Kota panas di daratan Sulawesi ini membuatku cukup terpesona dengan kemolekannya. Meski jarang terdengar, ternyata kota ini berada di pinggir pantai, teluk dan pegunungan yang molek. Dari beberapa artikel yang pernah aku baca saat googling sebelum menginjakkan kaki di kota ini, pantai yang ada di tengah kota ini memiliki pemandangan sunset yang indah. Sayangnya aku tak memiliki kesempatan untuk menikmati sunset di sana. 
Talise, pantai yang membentang di kota Palu ini di malam harinya ramai dengan berbagai pedagang yang menjajakan jajanan lokal yang menggugah selera. Beberapa aneka makanan yang dijajakan di sini, pisang gepe, saraba, pisang goreng, jagung bakar serut dan sebagainya. Berbeda dengan pisang goreng pada umumnya, di sini pisang goreng dimakan dengan sambal. 
Kelap-kelip lampu dari jembatan palu bisa dinikmati dari pinggir pantai.  Banyak saung-saung dan kursi-kursi yang bisa digunakan untuk bercengkrama menikmati sepoian angin malam bersama teman-teman.


Tanjung Karang: Keindahan di pojok Donggala

Sungguh tak aku sangka, kota Donggala itu tak jauh dari Kota Palu, ibukota Sulawesi Tengah. Awalnya, aku kira Donggala itu adalah desa kecil yang jarang penduduknya, dan tak ada apapun yang bisa dinikmati. Kota kecil yang ada di sepanjang garis pantai ini tampak lengang meski di minggu siang. Semakin jauh masuk ke dalam kota ini, mulai terlihat ada sesuatu yang menarik untuk dijelajah. Kawasan lamanya yang memiliki sebuah masjid cukup besar dan bangunan-bangunan sekitarnya dengan arsitektur jaman dulu, jendela besar dan pintu yang tinggi.
Lebih dalam lagi, keluar sedikit dari kota ini, ternyata ada pantai yang wow. Indah, bersih dan menyimpan keindahan di bawah lautnya. Pantai yang bisa dibilang tak jauh dari kota ini, ternyata masih bersih. Jarang terlihat ada sampah. airnya pun masih bening. Kita masih bisa melihat hamparan keindahan bawah laut dari atas perahu.
Perahu-perahu di sini, biasanya dibagian bawahnya ada yang hanya ditutup kaca agar penumpang bisa menikmati keindahan bawah air tanpa harus turun ke air. Bintang laut dan ikannya cukup banyak dan beraneka ragam. Pasirnya pun putih.
Beberapa kegiatan yang bisa dinikmati di sini, selain bermain pasir dan berenang adalah menaiki perahu sampai ke tengah sambil menatap bawah laut dan banana boat. Bisa juga sekadar berjemur dan malas-malasan.




Sunday, November 10, 2013

Palu: Panas, Bebas Macet

Ketika mendengar kata Sulawesi, yang langsung terbayang dalam otakku adalah Manado dan Makassar. dua kota yang paling sering aku dengar. Saat mendengar kata 'Palu', otakku tidak langsung bisa memberikan gambaran visual. Palu? Sebelah mana dari Sulawesi ya? Seperti apa kota nya? Om google langsung dikelitikin agar memberikan sedikit gambaran.

Kota ini akan menjadi tempat bekerjaku selama 10 hari. Mau tidak mau, harus punya gambaran seperti apa kota ini. Minimal tahu makanan yang ada di sana. hehhee...

Begitu menginjakkan kaki di bandaranya yang masih dalam proses pengembangan, hanya satu kata yang ada. PANAS. Panasnya lebih daripada Jakarta. Sudah pasti sih, mengingat Palu letaknya dekat dengan laut dan teluk. Dalam hati aku membatin, sepertinya 10 hariku di sini akan menarik dan menyenangkan. Lebih jauh lagi ketika dalam perjalanan dari bandara ke hotel, satu gambaran lagi untuk kota ini, bebas macet, cukup bersih, dan sepi. Berbeda jauh dengan Jakarta.