Mampir ke satu kota, tak lengkap rasanya jika tak menyantap hidangan khas di sana. Pulau Lombok, yang terkenal dengan keeksotikan alamnya juga memiliki hidangan yang sangat menggugah selera. Ayam Taliwang. Hiadangan ayam khas lombok dengan bumbu luar biasa dan rasa pedas yang langsung menancap di lidah membuat makanan ini selalu terkenang. selalu ada rasa ingin kembali ke tempat ini dan menyantapnya lagi.
Penyuka makanan pedas pasti dengan senang hati menyantap hidangan super pedas ini. ayam taliwang paling yahud dimakan bersama kangkung pelecing, nasi panas, tahu/tempe goreng, plus es jeruk untuk minumnya. hohoo... sangatttt luaarrrr biasaaaaaaaa......
Pertama kali makan makanan ini saat di Lombok. Perut sudah keroncongan selepas bercengkrama di laut. Tak lengkap rasanya merambah pulau Lombok kalau belum merasakan lezatnya Ayam Taliwang. Menurut info, ada 1 rumah makan ayam taliwang di daerah Mataram, namun ternyata sedang tutup. Akhirnya mencari tempat lain.
Tongpes - Kantong Kempes tempat saya bercerita tentang perjalanan-perjalanan yang saya alami. Pengalaman hidup, rasa yang saya miliki, dan berbagai kenangan di dalamnya
Showing posts with label Lombok. Show all posts
Showing posts with label Lombok. Show all posts
Sunday, March 4, 2012
Saturday, September 10, 2011
Pasir Merica Tanjung Aan
Lepas dari keindahan pantai Kuta, lagi-lagi mata dimanjakan oleh keindahan Tanjung Aan. Hati serasa berdesir jatuh cinta pada tempat ini. Hanya dibutuhkan waktu kurang dari 30 menit menuju ke tempat ini dari Pantai Kuta. Kondisi jalan menuju tempat ini cukup bagus sekalipun tidak terlalu lebar.
Lautan air biru bening dikelilingi karang terjal dan hamparan pasir pantai seakan mengundang pengunjung untuk menghabiskan waktu seharian memandanginya.
Pantai satu ini benar-benar surga bagi pencinta pantai. Memang tempat ini tidak bisa untuk bersnorkling, namun, dengan ombak yang relative tenang dan air laut yang jernih, masih tetap menggoda untuk bermain di pantainya.
Uniknya lagi, pasir di tempat ini bukan seperti pasir di tempat lain yang halus seperti serbuk. Di sini, pasir pantainya lebih mirip merica. Berbutir-butir kasar. Cukup banyak pengunjung yang mengambil pasir di sini untuk dibawa pulang dijadikan hiasan. Dengan teksturnya yang unik itu, pasirnya bisa dicuci bila kotor.
Dari atas karang-karang yang tinggi dan terjal… terlihat gradasi air yang menakjubkan. Dari bibir pantai, air terlihat hijau. Lama kelamaan menjadi biru, lalu biru tua. Setelah itu kembali hijau lagi di tempat yang berbatasan dengan karang.
Penduduk sekitar kawasan ini juga terlihat hidup dengan standar yang minimal. kalau tidak salah ingat.. sepanjang perjalanan ke tempat ini.. aku tidak melihat ada kabel listrik yang melintang di speanjang jalan. Bagi turis lokal kawasan ini bisa jadi sekedar pengalaman pernah ke tempat ini mengingat jarak yang jauh dibandingkan pantai Senggigi dan sekitarnya. Tempat ini juga belum begitu dikembangkan atau digarap untuk menjadi sebuah kawasan wiasata yang menngundang minat, selain memang alamnya sudah indah.
Tuesday, September 6, 2011
Kuta Bukan Hanya Bali Punya
Siang semakin terik, perjalanan tetap dilanjutkan. Kali ini tujuannya adalah pantai. Bukan ke Lombok jika tidak menjajal pantai-pantainya yang terkenal indah. Lombok Selatan seringkali dikatakan sebagai surga bagi pecinta pantai. Kuta adalah salah satu pantai yang terkenal keindahannya. Bila mendengar nama Kuta, yang terbayang dalam benak orang adalah pulau Bali. Memang Kuta identik dengan Bali, namun, Lombok pun memiliki pantai Kuta. Keindahan pantainya tak kalah dengan Pantai Kuta di pulau Bali.
Tidak mudah mencapai pantai ini. Memang akses jalan sudah ada. Namun, kontur jalanan di tempat ini naik turun dan berkelok-kelok. Jika dalam benak kita, untuk mencapai pantai, hanya didapatkan jalanan lurus dan mulus, tidak demikian di lombok. Justruk kontur jalannya melewati perbukitan yang terjal dan berkelok. Mungkin ini juga salah satu penyebabnya sampai tidak banyak orang yang datang ke wilayah ini.
Pantai yang dikelilingi perbukitan terjal dan pasir pantai yang putih bersih serta ketenangan menawarkan sebuah tempat yang nyaman untuk beristirahat atau sekadar menyepi. Dari jauh, akan terlihat air laut yang berbatasan dengan bukit serta persatuannya dengan langit. Ditambah denagn pasir pantainya yang putih dan bersih. Hanya satu kata yang mampu diucapkan untuk menggambarkan keindahan pantai di ujung selatan Pulau Lombok ini. “MENAKJUBKAN”.
Di sini, banyak warung-warung yang menjajakan berbagai souvenir khas Lombok seperti mutiara yang entah asli atau tidak dan kain – kain songketnya yang indah. Harga yang ditawarkan di sini, bukan harga mati alias bisa ditawar. Selain itu, di sekitar pantai ini bertebaran juga penginapan-penginapan sekelas hostel yang cukup murah.
Menurut keterangan ibu penjual souvenir, di daerah pantai kuta ini, masih belum ada listrik. Awalnya kami tak percaya bahwa tempat wisata yg terkenal ini belum terjamah oleh listrik. Tapi keterangan ini juga kami dapatkan dari Pak Edy yang siang itu mengantarkan kami berkeliling. Ditambah lagi, jika diamati lebih teliti, tidak terlihat kabel-kabel listrik yang bersliweran di sepanjang jalan. Lalu, darimana penduduk sana dan hostel-hostel mendapatkan listrik?? Bergantung dari diesel terus? Mengapa PLN belum masuk ke daerah yang boleh dibilang bukan daerah terpencil itu?
Pottery Village and Kulit Telur
Pagi pertama di Tanah Mutiara. pulau baru yang menurut orang – orang sangat indah. Meski berdekatan denagn bali, pulau ini bisa dibilang berbeda 180 derajat dengan Bali. Jika di libur hari raya seperti sekarang ini, Bali bisa sangat penuh, sedangkan Lombok… bisa dikatakan cukup lengang. Tak ada tumpukan mobil dan orang di daerah wisata. Bahkan, di daerah pantai senggigi yang notabene cukup terkenal, hanya ada keramaian bisa. Bukan yang berjubel-jubel. Tempat-tempat makan pun rata-rata tutup.
Sehabis sarapan pagi 2 bungkus indomie goreng, kaki siap melangkah. Menjelajah pulau ini. Minimal ke daerah-daerah yang menurut kata orang patut dikunjungi, wajib bahkan. Jam 9 tepat, rombongan kecil berjumlah 5 orang ini siap berangkat. Tujuan pertama adalah pottery village. Sebuah desa yang menghasilkan barang-barang gerabah. Dalam bayangan… benar-benar semua penduduk satu desa membuat gerabah di rumah masing-masing. Namun ternyata, bayangan itu bubar saat melihat bahwa yang namanya Desa Banyumulek yang terkenal denagn gerabahnya itu.. terdiri dari 1 area luas dengan 2 buah bangunan besar. 1 berfungsi sebagai showroom untuk barang-barang yang dijual. 1 lagi adalah workshop pembuatan barang-barang.
Barang-barang yang mereka hasilkan memang unik dan beraneka ragam. Rata-rata terbuat dari tanah lempung atau tanah liat yang dibentuk, dibakar, dan dicat. Untuk hiasannya mereka menggunakan kulit telur yang dibentuk dan ditambahi hiasan dari cat tembok. Harga barang-barang yang dijual beraneka ragam. Namun, menurutku, cukup mahal. Harga satu buah tatakan gelas bisa mencapai Rp 35.000,- sedangkan gelas kecil diberi harga Rp 50.000,-
Alhasil, di sana, kami hanya melihat-lihat proses pembuatannya tanpa membeli barang satu buahpun. Tadinya kami naksir dengan gelas yang berbentuk teko teh dengan hiasan ukiran. Namun, setelah tahu harganya, kami memutuskan tidak jadi membelinya daripada mubazir tidak terpakai.
Sepertinya harus dipikirkan kembali pengelolaan dan penataan barang-barang hasil gerabah tersebut serta harga-harganya agar tidak hanya turis-turis mancanegara saja yang membelinya, tapi juga turis local.
Malam Pertama Di Tanah Mutiara
Setelah delay 45 menit dari jadwal, akhirnya GA 432 berangkat pukul 19.00. Sampai di lombok pukul 21.40 WITA. Karna gak ada bagasi.akhirnya bisa langsung ngacir ke pintukeluar deh. Langsung ketemu sama pak Edy yang jemput kami.
Dalam bayangan sih.. Lombok itu diwaktu malam akan ramai. Ternyata... Jauh sekali dari bayangan. Jalanansangat sepi. Bahkan di pusat keramaian malam seperti senggigi.. Cukup sepi... Hanya di beberapa kafe saja yg masih rame. Apa karna pengaruh bulan puasa ya? Entahlah.
Sekitar jam 11 malam kami keluar dari villa untuk mencari late dinner. Awalnya berharap menemukan di happy cafe. Ternyata makanan di sana sudah habis. Runding punya runding kami memutuskan nyebrang ke papaya cafe. Untuk harga...lebih murah di happy cafe. Sedangkanrasa.. biasa aja...
Dalam bayangan sih.. Lombok itu diwaktu malam akan ramai. Ternyata... Jauh sekali dari bayangan. Jalanansangat sepi. Bahkan di pusat keramaian malam seperti senggigi.. Cukup sepi... Hanya di beberapa kafe saja yg masih rame. Apa karna pengaruh bulan puasa ya? Entahlah.
Sekitar jam 11 malam kami keluar dari villa untuk mencari late dinner. Awalnya berharap menemukan di happy cafe. Ternyata makanan di sana sudah habis. Runding punya runding kami memutuskan nyebrang ke papaya cafe. Untuk harga...lebih murah di happy cafe. Sedangkanrasa.. biasa aja...
Subscribe to:
Posts (Atom)