Tongpes - Kantong Kempes tempat saya bercerita tentang perjalanan-perjalanan yang saya alami. Pengalaman hidup, rasa yang saya miliki, dan berbagai kenangan di dalamnya
Wednesday, September 19, 2012
Saturday, September 15, 2012
Memori di Kelud
Gunung Kelud, akan selalu menjadi tempat yang special bagiku. Tempat itu ternyata menjadi tempat terakhirku berlibur dengan mama dan papa minus adikku. Desember lalu, 8 bulan sebelum kepergian mama, Gunung Kelud menjadi pilihanku untuk sekedar berpergian sekeluarga. Entah mengapa, aku ngotot untuk jalan-jalan bareng. Satu hal yang jarang aku lakukan mengingat aku sebelumnya lebih memilih jalan-jalan dengan teman-teman. Saat itu, aku ngotot ingin mengunjungi tempat-tempat wisata di sekitar kota kelahiranku. Tak disangka, perjalanan itu, tak akan terulang lagi.
Gunung Kelud yang berada di 3 kabupaten di Jawa Timur ini, memiliki alam yang menyejukkan hati. Sepanjang perjalanan, pengunjung akan dibuai dengan keharuman durian. Satu hal yang membuatku sangat membenci sepanjang perjalanan ke puncak Kelud, bau durian yang sangat menyengat. Aku tidak suka durian. juga tidak suka baunya. Membuat aku sangat mual. Berbeda dengan Mama dan keluarga temannya, mereka sangat suka dengan durian. Bahkan menyempatkan diri untuk berhenti sejenak di warung pinggir jalan untuk sekedar membeli durian dan menyantapnya bersama. Aku sendiri memilih menyingkir dan menikmati hamparan kebuh durian sambil sesekali membidikkan kamera.
Di bekas danau belerangnya sekarang berdiri anak kelud yang kokoh. Hasil dari muntahannya yang terakhir. bau belerang masih snagat menyengat.. asap kadang kala muncul. Dulu, letusannya mampu membuat kabupaten di sekitar hujan abu hingga berhari-hari lamanya.
Tempat wisata ini seakan membawa kita mendekati awan. Tentu saja karena berada di ketinggian. Tempat ini menjadi salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi oleh penduduk sekitar. sekadar untuk berolahraga atau bercengkrama bersama.
Sayangnya.. masih belum begitu disentuh oleh fasilitas yang memadai. Memang sudah ada fasilitas umum, namun untuk urusan perut... pilihan yang ada sangat terbatas. Hanya ada warung-warung kecil alias warteg yang ada di sini. harganya sih memang terbilang murah. Tapi tetap saja, tak banyak pilihan selain, pop mie atau soto.
Bengong Di Curug Nangka
Keindahan Curug Nangka |
Mata dibuai dengan kehijauan |
Kadangkala, atau bahkan seringkali.. tinggal di kota besar seperti buah simalakama. di satu sisi mendapat banyak kemudahan, seringkali malah menemui berbagai kesulitan. Bagiku, tinggal di kota besar seperti ini, seringkali terasa sangat mencekik. Saat itu muncul, hasrat unutk sekedar bersapa dengan alam dan kehijauan terasa seperti orang sedang sakaw. Harus segera dipenuhi. Jakarta sudah kehilangan tempat untuk sekedar menyepi dari keriuhan dan kepenatan. Jakarta sudah kehabisan lahan hijau dengan pepohonan rimbun. Tiap sudutnya yang ada hanya beton, pagar, dan kaca.
Bogor yang tak jauh dari Jakarta menjadi satu tempat pilihan untukku sekedar menyepi. Meski tengah kotanya tak beda dengan Jakarta yang padat tak karuan, tapi masih ada sudut-sudut yang menyuguhkan kerindangan dan kesunyian.
Lintasan menuju curug |
Melintasi sungai menuju Curug Nangka |
Terlihat mistis |
Hamparan Pohon-pohon |
Subscribe to:
Posts (Atom)