Sunday, March 17, 2013

Nonthaburi





Menginjakkan kaki ke kota ini sebenarnya tidak masuk dalam rencana. Hanya karena bingung mau kemana di hari terakhir di Bangkok, akhirnya diputuskan ke sini. Sebenarnya bisa saja main ke mal-mal. Cuman, kok rasanya sayang ya, jauh-jauh ke Bangkok mainnya ke mal lagi. Maunya sesuatu yang lain. Dan akhirnya memilih ke sini.
Tujuan utamanya bukan menjelajah kota ini, tapi ke pulau kecil di tengah sungai Chao phraya. Dan untuk kesana harus melalui kota ini. Untuk menuju kota ini, bisa saja dengan menggunakan bus, tapi kami memilih menggunakan perahu. Selain murah, juga bebas macet.
Sepanjang perjalanan ke kota ini, pemandangan yang disuguhkan selain air dan ganggang atau tanaman apapun itu yang mengapung di air sungai, ada rumah-rumah penduduk. Jangan harap melihat rumah-rumah denagn bangunan bata. Rumah-rumah yang ada adalah dibuat dari kayu yang dicat dan berbentuk panggung. Jadi, langsung diatas sungai. Kalaupun ada yang dari bata, itu adalah gedung, wat, atau restaurant pinggir sungai.
Lagi-lagi wat-wat terlihat di pinggir sungai. Kota ini sepertinya bukan tujuan wisata para turis asing. Di kapal, yang ada hanya orang local saja yang baru bertandang ke Bangkok. Untungnya tampang kita mirip orang local ya. Jadi tidak merasa asing. Heheheh. 


Ada satu wat yang menarik perhatian sepanjang perjalanan ke kota Nonthaburi ini. Wat ini memiliki patung budha duduk yang sangat besar. sayangnya patung itu sedang direnovasi atau mungkin dibersihkan. Bisa jadi ini Big Budha nya Bangkok.
Sampai di pier yang ada di kota, perhatian langsung tersedot ke sekumpulan burung-burung dara. Mereka sangat jinak. Mau saja makan di dekat kami. Akhirnya kami asik memberi mereka makan sambil foto-foto.

Saturday, December 8, 2012

Palembang, kaya wisata kuliner

Kota kecil nan teratur di daratan Sumatera ini menyimpan banyak wisata kuliner. Biasanya yang terbayang di pikiranku saat mendengar kata 'Palembang' hanyalah pempeknya yang super lezat plus tekwannya. Ternyata... tak hanya itu saja yang membuat kota ini terkenal. masih ada Martabak har yang disantap dengan kuah karinya, pindang patin yang memiliki 3 macam variasi kuah, dan banyak lagi.

Wisata kuliner singkat di sela tugas kantor memang tidak membuat aku bisa mencicipi semua masakan khas kota ini. Namun, aku bisa mencicipi pempek berbagai merk. Mulai dari pempek beringin, vico, akiun, candy, 888, sampai pempek pinggir jalan. Mie celor pun tak ketinggalan. Kata orang sih, mie celor 26 ilir itu yang enak. Tapi mie celor di pujasera Rajawali pun tak kalah enaknya lho.

Pempek

Martabak Har

Mie Celor

Pindang Patin
Lain lagi dengan pindang patin. Menu satu ini.. bikin jatuh cinta abis.. kuahnya seger.. manis, asam, pedes bercampur jadi satu. partner kerjaku sampai jatuh cinta pada menu satu ini. matanya bisa berbinar-binar menatap hidangan pindang patin.