Wednesday, October 23, 2013

Solo Trip

Solo travelling alias jalan- jalan sendirian bagi sebagian orang mungkin biasa saja. hal yang lumrah. Tapi bagi sbagian lagi... solo travelling merupakan sesuatu yg Wah! Nekat! Lingkunganku menganggap solo travelling adalah sesuatu yg wah dan nekat. Apalagi jika yang melakukan adalah cewek dan travellingnya ke negeri orang.
Berawal dari keinginan mengunjungi negara tetangga dan kembali mnginjakan kaki ke bangkok, aku nekat membeli tiket tanpa memberi tahu teman lain. Alasan lainnya untuk membuktikan kalau aku bisa jalan-jalan sendiri tanpa tergantung dari teman. Kalau terus menunggu teman, kapan aku bisa mengunjungi tempat-tempat yang aku mau.
Tiket promo tiger sudah dikantongi. PP Jakarta - Bangkok. Aku punya waktu 10 hari 9 malam untuk menjelajah. Saatnya browsing tempat wisata, rute transportasi,biaya, dan penginapan. selain itu juga mencari tahu apakah tempatnya aman buat travelling sendirian. berbahagialah sekarang teknologi sudah maju. tinggal ketik di mbah google, smua informasi sudh tersedia.
Awalnya aku mau ke chiang mai, luang prabang, vientiane, lalu keliling bangkok dan sekitarnya seperti pattaya, rayong, ayuthaya. Ternyata rute chiang mai - luang prabang sangat menyita waktu dan tenaga yang akhirnya aku buang dai itin kasar.
Tujuan utama memang Luang Praban yang masuk ke dalam World heritage nya UNESCO. sekalian ngintip tempat beruang hitam dan menyaksikansendii morning alms ceremony yang terkenal di sana.

Sunday, March 17, 2013

Koh Kret, Pulau di tengah Sungai






Saatnya menjelajah! 

Koh Kret, pulau imut di tengah sungai Chao Phraya. Saking imutnya, cukup 2-3 jam saja untuk mengelilinginya. Di area pier ada tempat penyewaan sepeda yang cukup murah.  Lengkap dengan peta pulau itu yang ditempel di keranjang sepeda. Saatnya olahraga sambil mengintip isi pulau ini.
Kalau ditanya seperti apa penampakan pulau ini, dengan pasti akan aku jawab, seperti kampong atau desa. Kiri kanan yang ada adalah tanah kosong yang tidak terurus atau rumah-rumah kayu penduduk. Kadang kala seperti rumah panggung, dan beberapa wat.
Benar-benar sepi sekali di sini. Di sini ada satu ruas jalan yang merupakan perkampungan pengrajin. Desa Otop. Mereka menjual hasil kerajinan dan makanan di depan rumah. Mulai dari gerabah, wangi-wangian, sampai baju-baju yang unik. Sepertinya memang hasil buatan tangan. Motifnya sangat bagus.
Untuk harga barang-barang, murah di sini disbanding di Bangkok. Mungkin karena mereka tidak perlu sewa tempat ya… lampu-lampu untuk aroma terapi yang dijual disini murah sekaliiii! 100 baht aja. Bentuknya juga bagus-bagus. Lalu ada juga satu tempat yang menjual banyak patung-patung. Mulai dari patung dewa-dewa, sampai miniature meja dan kursi makan keramik. Dan semuanya sangat murah! Benar-benar godaan buat belanja.
Selesai dengan area belanja barang-barang cantik, perjalanan dilanjutkan lagi. Jangan harap ketemu mobil ya di sini. Motor pun sepertinya sangat jarang. Lebar jalanan di sini kurang lebih 1 meter aja.  Menurut pemilik sepeda sih.. cuman 2 atau 3 km saja kok jalanan di sini. 

Memang ya, Thailand itu negeri seribu kuil atau wat. Di pulau sekecil Kret ini pun, ada beberapa wat yang dibangun di sini. Yang unik itu ada satu wat yang ada di ujung pulau, warnanya putih, yang menjorok ke sungai dan dililit kain warna merah. Entah namanya apa. Unik sih, mengingat rata-rata wat di Thailand ini berlapis emas. Sayang, tak sempat cicipi jajanan di sana.