Monday, May 26, 2014

mabuhay!

Mabuhay! Welcome! First day di negara Filipina. Hasil iseng beli tiket cebu murah. Dan voila! Terdampar di negara ini. Pertama kali yg mau aku bilang di sini adalah... Aku ngantuk. Penerbangan malam membuat aku tidak bisa tidur. Crap! Hasilnya adalah mata pedas. Hahahaha. Memasuki bandara ninoy aquino international... Kesan ertama adalah masih berantakan. Maklum. Mereka masig renovasi. Trus... Kok sepi yaa? Bangunannya sih bagus n megah. Tapi jangan ngebayangin kayak bandara bangkok yaaa.... Jauh banget! Fasilitasnya juga. Di terminal kedatangan internasional aja tidak ada peta negara ini. Tidak satu petapun yg disediakan. Bahkan tourist information aja tidak ada yg jaga. Untungnya masih ada money changer n masih ada yg jual sim card lokal. Sim card yg ada di bandara.. Globe telecome. Paket perdana plus intetnet unlimited untuk 7 hari adalah P600. Mayan mahal kalo dibanding di indo ya. Tapi apa daya. Kalo gak pake inet.. Gak bisa cari info. Gak bisa browsing. Hasil browsing-browsing di inet... Untuk keluar dari bandara hampir semua web menyarankan menggunakan taksi meter yellow line. Bandara ini tidak terintegrasi dengan kereta seperti di bangkok. Tanya sana sini.. Ternyata kalau mau yg murah. Bisa dengan shuttle bus bandara sampai terminal mrt dan lrt di EDSA Taft Avenue. Harganya cuman P20 aja. Untuk keretanya sih oke.. Keren n bersih. Stasiunnya yg gaj banget. Bayangin aja stasiun Sawah besar atau Juanda. Atau Tanah abang sebelum di renovasi. Dengan pengunjung yg super duper padet. Tanpa ac. Perjuangan banget ya. Tapi enaknya.. Jadi kayak orang lokal. Bisa liat2 kotanya juga. Edsa ini menurut aku persis kayak glodok deh. Harco glodok yg semrawut... Papan2 pentunjuk jalan dan peta kota minim bangetttt.. Beda abis ama bangkok.

Sunday, December 15, 2013

Kuliner Palu

Mengunjungi satu kota karena pekerjaan berbeda dengan ketika pergi jalan-jalan. Hiburan di sela jadwal tugas yang ketat adalah mencicipi kuliner setempat. Kegiatan ini tak membutuhkan waktu khusus yang mengganggu jadwal kerja. Bagiku, kuliner setempat sudah merupakan salah satu kenikmatan yang tiada tara saat tugas di kota lain. :p
Aku percaya setiap daerah pasti memiliki masakan khasnya, meskipun bahan dan bumbu yang digunakan sama, namun pengolahannya pasti berbeda.

 
Uta Dada
Nama ini terdengar asing di telingaku. Makanan macam apa ini, begitu pikirku ketika mendengarnya. Aneh-aneh saja namanya. Uta dada merupakan ayam panggang yang berkuah santan dan disantap bersama dengan ketupat. Ketika berada di palu, aku mencicipi makanan ini di sebuah rumah makan sederhana yang ada di ketinggian, sehingga bisa menikmati makanan sambil mengintip kota palu lengkap dengan garis pantainya dari ketinggian.


Ayam Biromaru
Lagi-lagi masakan ayam. Berhubung aku bukan penyuka daging sapi, otomatis aku tidak mencicipi kaledo, yang terkenal dari palu. Ayam biromaru ini menurut orang lokal, diambil dari nama lokasinya, yaitu di desa Biromaru. Uniknya, kuliner ini hanya ada pada malam kamis (Rabu Malam) dan Malam minggu, mengikuti jadwal pasar di biromaru yang hanya ada tiap Kamis dan Minggu. Ayam yang dihidangkan di sini adalah ayam kampung muda yang dipanggang, dilumuri bumbu dan biasanya disantap bersama dengan ketupat dan kuah santan. Menurut teman yang mengantar ke tempat ini, ayam yang dihidangkan itu ditangkap dulu pada saat dipesan oleh pembeli sebelum dimasak. Karena proses penangkapan sampai masak membutuhkan waktu lama (kurang lebih 1 jam) sebaiknya sih datangnya sebelum benar-benar lapar, atau pesan dulu.

Putu Palu
Namanya boleh putu, namun penyajiannya berbeda dengan putu yang ada di pulau Jawa. Putu di palu ini berbentuk silinder atau lonjong, dan biasanya disantap bersama dengan sambal penja. Penja adalah ikan teri lokal yang bentuknya mirip dengan teri medan.