Tuesday, December 28, 2010

Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Bak Oase di Tengah Pencakar Langit

Tempat ini seperti sebuah oase di antara hutan baja pencakar langit. Mungkin banyak orang yang tidak tahu tentang keberadaan tempat ini. Sebuah daerah di kawasan utara Jakarta. Terletak dekat dengan perumahan Elit, Pantai Indah Kapuk yang memiliki tempat wisata air buatan. Hutan mangrove, Taman wisata alam di Jakarta ini sekaligus menjadi pertahanan untuk melawan abrasi. Tak hanya hutan Mangrove, tak jauh dari situ terdapat Suaka Margasatwa Muara Angke. Bisa jadi.. suaka margasatwa ini merupakan suaka margasatwa terkecil di negara kita. Dari jalanan, tak begitu tampak keberadaan suaka margasatwa ini, selain adanya papan kecil yang menandakan keberadaan suaka margasatwa ini. Konon, tempat tersebut sudah ada sejak tahun 1939 dan diresmikan oleh pemerintah Hindia Belanda.

Cukup mudah untuk mencapai suaka margasatwa ini. Banyak angkutan umum yang melewati tempat ini. Dari depan Mega Mall Pluit, bisa naik angkot U11, lalu turun di gerbang masuk Pantai Indah Kapuk. Dari situ, jalan menuju kawasan kompleks ruko Mediterania Niaga. Lokasi Suaka Margasatwa tak jauh dari situ.

Selain itu, masih di daerah Penjaringan, Jakarta Utara, terdapat Taman Wisata Alam Angke Kapuk yang memiliki luas 99 ha. Tempat ini selain dikembangkan menjadi resor, juga menjadi kawasan unutk pengembangan bakau. Sampai di tempat ini, seakan kita bukan berada di Jakarta. Mata akan dimanjakan dengan banyaknya pohon bakau, air yang tenang, dan burung-burung bangau yang asyik sendiri. Keheningan dan kesejukannya pun terasa, sekalipun masih berada di daerah Jakarta yang terkenal gerah.

Tak hanya mata yang akan dimanjakan, di sini pun telah disediakan pondok-pondok kecil yang bisa dimanfaatkan untuk bermalam atau aktifitas kelompok. Sarana untuk outbound sederhana pun telah disediakan. Tak ingin melakukan bermacam aktfitas? Sekadar duduk bengong atau bersantai pun terasa asik di sini. Fasilitas umum seperti toilet sudah snagat memadai.

Sayangnya, pengelola mengenakan biaya mahal untuk pengunjung yang ingin mengambil gambar di tempat ini sekalipun hanya untuk kepentingan pribadi saja. Meski kita hanya memotret dengan kamera poket, kita diharuskan membayar sebesar Rp 200.000,-. Di hari libur menurut, penjaganya, tempat ini cukup banyak yang mengunjungi. Setiap pengunjung dikenakan biaya Rp 10.000,- Namun, karena pengunjung diharuskan bayar jika mengambil gambar, tidak banyak gambaran tempat ini yang bisa didapat dari internet. Berbeda dengan tempat lain, yang bisa didapat gambaran tempat wisatanya. Saat ke sana, kami mencuri-curi saat mengambil gambar. Sekadar mengabadikan kepergian kami. Bukan untuk hal-hal komersil. Jika untuk pengambilan foto prewedding, masih wajar saja dikenakan tarif. Sstt.. tempat ini memang cukup sering menjadi lokasi untuk foto-foto prewedding lho...

2 comments:

  1. Lagi-lagi peraturan yang aneh, alam Tuhan diabadikan dalam gambar kok izinnya dijual setinggi langit :(
    Semakin dikenal luas semakin banyak yang datang, semakin banyak pula pemasukan.

    ReplyDelete
  2. Sebenarnya sangat disayangkan karna pihak pemerintah tidak bisa menangani dengan baik.

    padahal khan lebih baik sedikit tapi banyak, daripada besar tapi sedikit ya...

    tapi maklumlah... banyak orang khan sudah malam makan nasi putih saja... jadi perlu banyak uang masuk ke saku sendiri....

    Ternyata tidak hanya di gedung mewah korupsi itu ada... tapi sampai di taman, hutan dll di Indonesia.

    ReplyDelete