Friday, April 29, 2011

Batu di malam hari

Detik-detik berlari, menit demi menit berjalan..
Malam mulai membayang. Tapi bukan berarti petualangan berakhir. Justru petualangan dan kesenangan dimulai.

Di Batu, Malang, ada sebuah tempat wisata yang memang baru dibuka di malam hari. BNS-Batu Night Spectacular, baru buka pk 15.00.

Dengan tiket seharga Rp 12.500 untuk weekend, BNS sepertinya menjadi tujuan wajib untuk semua yang mengunjungi kota Malang. Selain tentu saja Jatim Park 1 dan 2 yang buka di siang hari. Letak Jatim Park dan BNS ini cukup berdekatan.

Saat ke sana, belum cukup gelap. Jadi, aku tidak bisa menikmati indahnya lampion - lampion dan lampu-lampu warna-warni yang menghiasi sekeliling BNS.

Berbagai permainan dan tontonan disuguhkan di sini. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau. Bayangkan saja, untuk tontonan Cinema 4D hanya perlu Rp 20.000 saja. Sedangkan untuk permainan gokart 2 lap seharga Rp 30.000. Kalau kita pengen main tembak-tembakan seperti paintball tapi tidak mau sakit, bisa juga coba battle Indonesia yang menggunakan sinar laser. Harga yang ditawarkan adalah Rp 20.000 per orangnya dan sudah disediakan rompi sasaran dan alat tembaknya.

Di permainan battle ini, kita masuk ke sebuah ruangan tertutup yang gelap dan hanya dilengkapi lampu2 kecil saja. Sedangkan rompi yang kita pakai memiliki lampu sesuai dengan warna kelompok kita. Hijau dan Biru. Saat sasaran tembak di rompi itu kena, lampu akan berkedip dan pistol tidak bisa digunakan selama 5 detik. Kelompok yang menjadi pemenang adalah kelompok dengan skor terbanyak.

Puas bermain itu, kami keliling lagi.. Melihat-lihat permainan yang ditawarkan. Sebenarnya jenis permainan yang ada di sini tidak berbeda dengan yang kita temui di dufan. Hanya saja, jenisnya tidak sebanyak di dufan, dan mungkin tantangan yang ditawarkan tidak seberat yang ada di dufan. Tapi tatanan dan dekorasi tempat ini cukup oke..

Ketika malam sudah datang, barulah terlihat keindahannya. Berbagai lampion dan lampu warna-warni yang ditata apik mendekorasi tempat ini. Ada menara pisa buatan, monas mini, dan sebagainya. Romantis euy.. Cocoknya ini buat yang dtang berpasangan dan berfoto bersama.. Hehehhehe…buat nembak cewek juga oke lho… Suasana romantisnya sudah sangat mendukung.

Tuesday, April 26, 2011

Pulang Ke Kotamu

07.05
Sedikit lagi! Pak sopir, cepatlah! Bolehlah ngebut-ngebut dikit! Sudah sampai di Ngadiluwih. Entah ada kah yang pernah mendengar daerah ini, Ngadiluwih berada di kabupaten Kediri. Setelah ini aku melihat nama jalan Kras. Masihkah sama Kras sekarang dengan yang tersimpan di memoriku. Jika tak salah, sudah 4 tahun aku tak menginjakan kaki di sini.
Harusnya di pertigaan menuju pasar kras, ada toko yang sangat aku kenal. Tempat aku bermain di waktu kecil, tempat orang2 yang aku kenal. Saudara-saudara ku ada di sana…

Pagi menyapa


06.20
Ketika kubuka mata kembali, aku langsung disambut dengan sinar matahari pagi. Di luar jendela seluruh alam bisa dipandang lagi. Yay!!! Hamparan lahan padi dan jagung terpampang di depanku dan sesekali rumah-rumah penduduk berdiri diantaranya. Bukan rumah seperti perumahan di Jakarta. Tapi rumah biasa yang kiri kanannya tidak sama antara rumah satu adan lainnya. Dan kelihatannya rumah-rumah itu sudah berdiri lama.
Sekalipun sudah ada matahari, kabut masih menyelimuti. Sepertinya udara di luar sangat sejuk. Jadi ingin cepat keluar dari bus dan nmenghirup udara yang segar.
Geliat penduduk mulai terlihat. Di sepanjang perjalanan, di kota Nganjuk, beberapa ibu-ibu terlihat membersihkan halaman rumah mereka. Di sisi lain kota, geliat pasar dan pertokoan sudah mulai terlihat. Berbeda dengan kota besar yang perekonomiannya baru terbangun pukul 9 atau 10 pagi. Di kota kecil, segalanya dimulai di pagi hari. Istilah kesiangan rejeki dipatok ayam sepertinya melekat di mereka. Toko-toko di sepanjang jalan sudah membuka diri dan bahkan beberapa pembeli sudah terlihat berbelanja. Sungguh geliat desa dan kota sangat berbeda.
Apakah karna geliat desa dimulai lebih pagi sehingga tidak terlihat terburu-terburu seperti halnya di kota? Tapi memang aura yang terasa sangat jauh berbeda. Berada di kota kecil, iramanya menjadi lebih santai dan mengalir. Berbeda dengan ibukota yang segalanya cepat, terburu-buru hingga terkesan kasar.
1 jam lagi menuju kota tujuanku. Semoga kurang dari itu….tak sabar menyantap nasi putih mengepul ditemani sayur pecel lengkap dengan bunga turi.

Tengah Malam

23.50
10 menit lagi menuju tengah malam saat aku mengetik ini melalui blackberryku. Bus ini sudah melaju di daerah jawa tengah. Sudah di daerah kendal. Aku sudah bertukar posisi dengan Ari. Sedari berangkat aku berada di sisi sebelah kaca, sekarang aku berada di sisi sebelah luar. Bangkunya lebih enak.
Lagi-lagi ari menyumpal telinganya dengan headset. Memutar musik kencang-kencang hingga terdengar oleh telingaku dengan sangat jelas. Aku tak tau judulnuya. Yang jelas iramanya sangat up-beat. Kukira ia tidur.. Tapi ternyata asik memandang keluar jendela. Sekali menoleh ke arahku, lalu bergumam, apa yang sedang aku ketik kok panjang sekali. Heheheheh.. Dia tak tau aku sedang merekam perjalanan ini.
Memang susah untuk tidur nyenyak di perjalanan. Beberapa kali ganti posisi badan untuk mencari posisi yang pas.

03.45
Hari masih subuh. Dalam tidur nyenyakku…terasa bus berhenti. Ternyata sudah sampai di rumah makan duta. Yang artinya saat untuk service pagi. Di rumah makan duta ini, service pagi berbeda dengan service pagi biasanya. Jika biasanya service pagi dihidangkan roti dan telur, di sini tidak berlaku. Service sekalipun di subuh, disediakan makanan berat. Sebutlah bakso, gado-gado, soto ayam, rawon.
Then welcome to east java… Rm Duta berada di Ngawi… Perjalanan masih 4-5 jam lagiiii….

Teman Seperjalanan

20.20
Beberapa jam sudah perjalanan ini ditempuh. Jakarta tertinggal jauh di belakang. Meski sudah berjam-jam menjauh dari jakarta bukan berarti kota tujuan sudah di depan mata. Ini baru seperempat jarak saja. Baru esok pukul 6 atau 7 pagi sampai di kota tujuan. Hampir 12 jam lagi! Cukup melelahkan! Tapi buat yang kurang tidur.. Bisa dibilang waktu di bus ini utnuk balas dendam. Tidur yang puas.
Aku tak sendirian menempuh perjalanan ini. Bangku sebelahku bukan diisi oleh orang yang baru dikenal di bus ini. Tapi memang aku sudah mengenalnya. Ari, teman perjalananku kali ini, sudah aku kenal ketika aku ikut trip ke Kiluan. Di kota tujuan nanti, bergabung seorang yang berangkat dari Bandung. Arjuna, teman jalan yang kukenal saat trip Kiluan juga, yang akhirnya berlanjut ke trip-trip lain.
Saat ini, teman di sampingku pulas sekali. Kursi sudah sedikit digerakan ke belakang hingga tak terlalu tegak, badan terbungkus selimut biru, kuping disumpal headset yang entah melantunnkan lagu apa. Terlihat nyenyak dan tak terganggu oleh goncangan-goncangan badan bus karena lubang-lubang di sepanjang jalan. Ditambah lagi perut sudah kenyang. Lengkaplah sudah. Heheheh..
Di luar kaca bus, tak banyak yang bisa dipandang. Suasana sudah gelap. Untungnya toko-toko masih buka sehingga masih banyak penerangan. Tapi saat melewati hamparan padi yang luas..tak terlihat apapun. Hanya kegelapan. Lampu-lampu di kejauhan seperti bintang-bintang di langit.

Catatan 3

20.00
Baru saja selesai turun untuk makan malam.. Istilah kondektur bus adalah servis malam.. Wow bahasanya..bisa disalah artikan itu… ​◦°◦☺ Hªª:D hªª:D hªª‎​‎​:D ☺◦°◦
Lumayanlah istirahat 30 menit. Melemaskan kaki.. Menuntaskan hasrat.. Hasrat ke belakang.. Memenuhi paru-paru dengan udara malam yang jelas jauh lebih segar dibanding udara Jakarta. Udara Jakarta jelas penuh polusi. Di sini, di Rm. Kalijaga yang terletak di cirebon, tak jauh dari pintu keluar tol kanci, udara terasa berbeda.
Servis malam. Jangan membayangkan yang wah untuk servis malam. Dalam kondisi lelah di perjalanan, perut yang lapar, makanan apa aja akan habis disantap. Makanan yang dihidangkan hanya kuah soto bening. Yang benar-benar tak berwarna, tempe goreng tepung, ayam goreng, dan telur masak kecap. Untuk jenis okelah. Soal rasa, menurutku 3 saja. Dari skala 1-1O. Kuah hanya terasa manis, pedas dan hangat setelah dibubuhi kecap manis dan sambal. Tempe, biasa aja. Telur, sedikit keras. Sedangkan untuk ayam, entahlah. Aku tidak mencomot ayam gorengnya. Yang penting perut terisi. Tidak lapar di perjalanan dan tidak masuk angin.
Kenyang dengan makanan yang dihidangkan secara prasmanan, saatnya jalan-jalan ke pusat jajanan. Di dalam rumah makan itu.. Ada pojok kecil yang menjual oleh-oleh… Macamnya banyak. Mulai dari usus goreng, sale basah, slondok, klanting, sampai dodol garut. Harganya jelas jauh lebih mahal ketimbang di luaran. Maklumlah… Cuman dia satu-satunya yang jualan. Mau keluar dari area.. Malas. Selain itu, tak tau mau kemana… Gambaran saja, harga sprite botol Rp 8.000, harga dodol garut 1 pak Rp 10.000. Cukup mahal kan…
Jam 8 kurang 5 menit, sopir bus membunyikan klakson sebagai tanda untuk meminta penumpang menaiki bus dan melanjutkan perjalanan. Sopir busnya ganti. Beda dengan waktu berangkat. Setiap bus malam memiliki 2 orang sopir dan 1 orang kondektur yang melayani penumpang di dalam bus.
Jika kita naik bus eksekutif atau super exe, biasanya ada toilet di dalam, disediakan bantal, dan juga selimut. Entah kalau kelas lain.

Catatn 2

Pukul 17.45
Pemandangan di luar bus berubah! Tadinya yang terliuhat hanya hamparan padi dan rumah saja. Tiba-tiba dalam sekejap terlihat ada laut. Dan bus ini berjalan di atas jembatan yang membelah air-air itu… Yak sekarang ada didaerah indramayu. Tepatnya di jalan raya indramayu.
Matahari sudah mulai perlahan meninggalkan singgasana…. Sayangnya awan juga ikut bergerak..tak tampaklah indahnya kepergian si surya…
Pukul 18.00
Lohsarang.. Terus bergerak dan akan berhenti di kalijaga untuk makan malam… Semoga tetap lancar..

Catatan Waktu


Kiri kanan terlihat hamparan lahan padi yg baru saja di petik.
Ketika melewati jalan raya di samping sungai yg membelah jl jatisari, tiba2 mata ini menangkap sosok seorang bapak di pinggir sungai. Awalnya kukira si bapak ini memiliki kelainan jiwa alias gila karna telanjang di pinggir sungai yang sangat terbuka. Ternyata tidak. Ia memang sengaja mandi di sungai itu. Tanpa penutup apapun. Sepertinya tidak ada rasa malu lagi.
Baru sekejap keluar dari jakarta, aura yg terasa sudah sangat lain. Irama hdup masyarakatnya sudah pasti lain jika dibanding dengan masyarakat jakarta. Lebih santai.. Lebih terlihat menikmati hidup.

Saturday, April 9, 2011

Curug Kawung - Nangka

Pemandangan dari jalanan setapak
Setelah sekian lama absen dari jalan-jalan, akhirnya kesampaian juga hasrat melanglangnya... Gak jauh-jauh sih jalan-jalannya. Kali ini tujuannya adalah Curug Nangka yang berada di kota Bogor. Persiapan pun dimulai. Bukan packing-packing. Tapi googling. Cari info transportasi menuju ke sana, track, waktu tempuh, dan sebagainya. Karena letaknya yang dekat, diputuskan untuk tidak nginep. Ya.. kan rugi kalo nginep. hehehhe
curug Kawung
Akhirnya, Minggu pagi, 20 Maret 2011, berangkat juga ke sana. Jam 7 sudah stand by di stasiun rawa buntu, mencari kereta terpagi menuju ke stasiun tanah abang. Ternyata kereta yang ada hanya krl ekonomi pukul 7.30. Tiketnya hanya Rp 1.500,- saja. 

Dari stasiun tanah abang, antri tiket kereta lagi. Kali ini kalau bisa yang langsung ke bogor. Tapi ternyata tak ada. Yang ada hanya kereta ke depok baru. Dari depok baru, ganti kereta ke bogor. Tiket keretanya Rp 5.500.

Tiba di stasiun langsung saja jalan ke depan KFC yang terletak di pertigaan tak jauh dari stasiun. Dari sini kita naik angkot 02 yang akan menuju ke BTM (Bogor Trade Mall). Dari situ, lanjut naik angkot 04 yang menuju curug. Perjalanan dari BTM ke curug kurang lebih 1 jam. Angkot ini hanya sampai di pertigaan curug saja. Untuk sampai ke pintu masuk wisatanya, bisa dengan jalan kaki atau naik ojek yang biasa mangkal di pertigaan. Cukup lumayan jauh lho dari pertigaan sampai ke pintu masuk wisata. Lebih enak naik ojeg berangkatnya utnuk hemat tenaga. Ongkos ojeknya cumin Rp 5.000 aja. Ongkos masuknya Rp 7.500 doank

Dari pintu masuk sini, pemandangan yang disuguhkan sudah sangat indah. Benar-benar memanjakan mata. Beberapa pengunjung memilih meneruskan perjalanan ke tmpat terdekat dengan curug menggunakan ojek. Saya sendiri sih memilih jalan kaki. Santai sambil memanjakan indera penglihatan ini, sesekali mengabadikan juga. Hehehehe
bebatuan terjal ke curug

jalanan dari pintu masuk sampai ke curug
Dekat pintu masuk wisata, ada papan penunjuk jalan. Tak hanya curug nangka saja yang ada di sini. Dari papan penunjuk lokasi wisata Curug Nangka terlhat bahwa ada curug lain yang terletak berdekatan dengan curug ini. Curug Kawung. Disamping itu, terdapat pula bumi perkemahan. Hmm.. wisata yang cukup hemat. Sekali datang bisa menikmati 2 curug. Belum lagi alamnya yang indah n seger…  stt…. Tempat ini juga sepertinya tepat buat dikunjungi bareng pacar. Buktinya banyak yang datang berpasangan ke sini. Memang sih tempatnya cukup romantic.. wkwkkw.

pemandangan selama jalan ke curug Kawung
Lokasi Curug Kawung sendiri terletak dibagian hulu dari Curug Nangka. Perjalanan menuju Curug Kawung cukup melelahkan karena selain licin oleh hujan atau lembab juga jalan setapak yang dilalui memiliki kontur naik-turun. Melewati batu-batuan dan menyebrangi aliran air. Tapi semuanya terbayar deh saat kaki kita menyentuh air dan menikmati keindahannya. Airnya sangat segar… dingin… dan bening bokh.. di lokasi curug kawung ini juga, banyak monyet liar yang bekeliaran. Jadi hati-hati dengna barang bawaan deh.. daripada diambil sama si ‘monkey’.

Berbeda dengan Curug Kawung, lokasi Curug Nangka bisa dikatakan berada dalam lembah yang curam dan dibatasi tebing-tebing yang tinggi. Sayangnya… kita tidak menikmatinya dari bawah.. hanya sekadar ngintip dari atas. Cuaca saat kami pergi kurang bersahabat. Hujan rintik-rintik sudah menyapa….
enaknya duduk2 di batu