20.20
Beberapa jam sudah perjalanan ini ditempuh. Jakarta tertinggal jauh di belakang. Meski sudah berjam-jam menjauh dari jakarta bukan berarti kota tujuan sudah di depan mata. Ini baru seperempat jarak saja. Baru esok pukul 6 atau 7 pagi sampai di kota tujuan. Hampir 12 jam lagi! Cukup melelahkan! Tapi buat yang kurang tidur.. Bisa dibilang waktu di bus ini utnuk balas dendam. Tidur yang puas.
Aku tak sendirian menempuh perjalanan ini. Bangku sebelahku bukan diisi oleh orang yang baru dikenal di bus ini. Tapi memang aku sudah mengenalnya. Ari, teman perjalananku kali ini, sudah aku kenal ketika aku ikut trip ke Kiluan. Di kota tujuan nanti, bergabung seorang yang berangkat dari Bandung. Arjuna, teman jalan yang kukenal saat trip Kiluan juga, yang akhirnya berlanjut ke trip-trip lain.
Saat ini, teman di sampingku pulas sekali. Kursi sudah sedikit digerakan ke belakang hingga tak terlalu tegak, badan terbungkus selimut biru, kuping disumpal headset yang entah melantunnkan lagu apa. Terlihat nyenyak dan tak terganggu oleh goncangan-goncangan badan bus karena lubang-lubang di sepanjang jalan. Ditambah lagi perut sudah kenyang. Lengkaplah sudah. Heheheh..
Di luar kaca bus, tak banyak yang bisa dipandang. Suasana sudah gelap. Untungnya toko-toko masih buka sehingga masih banyak penerangan. Tapi saat melewati hamparan padi yang luas..tak terlihat apapun. Hanya kegelapan. Lampu-lampu di kejauhan seperti bintang-bintang di langit.
Tongpes - Kantong Kempes tempat saya bercerita tentang perjalanan-perjalanan yang saya alami. Pengalaman hidup, rasa yang saya miliki, dan berbagai kenangan di dalamnya
Tuesday, April 26, 2011
Catatan 3
20.00
Baru saja selesai turun untuk makan malam.. Istilah kondektur bus adalah servis malam.. Wow bahasanya..bisa disalah artikan itu… ◦°◦☺ Hªª:D hªª:D hªª:D ☺◦°◦
Lumayanlah istirahat 30 menit. Melemaskan kaki.. Menuntaskan hasrat.. Hasrat ke belakang.. Memenuhi paru-paru dengan udara malam yang jelas jauh lebih segar dibanding udara Jakarta. Udara Jakarta jelas penuh polusi. Di sini, di Rm. Kalijaga yang terletak di cirebon, tak jauh dari pintu keluar tol kanci, udara terasa berbeda.
Servis malam. Jangan membayangkan yang wah untuk servis malam. Dalam kondisi lelah di perjalanan, perut yang lapar, makanan apa aja akan habis disantap. Makanan yang dihidangkan hanya kuah soto bening. Yang benar-benar tak berwarna, tempe goreng tepung, ayam goreng, dan telur masak kecap. Untuk jenis okelah. Soal rasa, menurutku 3 saja. Dari skala 1-1O. Kuah hanya terasa manis, pedas dan hangat setelah dibubuhi kecap manis dan sambal. Tempe, biasa aja. Telur, sedikit keras. Sedangkan untuk ayam, entahlah. Aku tidak mencomot ayam gorengnya. Yang penting perut terisi. Tidak lapar di perjalanan dan tidak masuk angin.
Kenyang dengan makanan yang dihidangkan secara prasmanan, saatnya jalan-jalan ke pusat jajanan. Di dalam rumah makan itu.. Ada pojok kecil yang menjual oleh-oleh… Macamnya banyak. Mulai dari usus goreng, sale basah, slondok, klanting, sampai dodol garut. Harganya jelas jauh lebih mahal ketimbang di luaran. Maklumlah… Cuman dia satu-satunya yang jualan. Mau keluar dari area.. Malas. Selain itu, tak tau mau kemana… Gambaran saja, harga sprite botol Rp 8.000, harga dodol garut 1 pak Rp 10.000. Cukup mahal kan…
Jam 8 kurang 5 menit, sopir bus membunyikan klakson sebagai tanda untuk meminta penumpang menaiki bus dan melanjutkan perjalanan. Sopir busnya ganti. Beda dengan waktu berangkat. Setiap bus malam memiliki 2 orang sopir dan 1 orang kondektur yang melayani penumpang di dalam bus.
Jika kita naik bus eksekutif atau super exe, biasanya ada toilet di dalam, disediakan bantal, dan juga selimut. Entah kalau kelas lain.
Baru saja selesai turun untuk makan malam.. Istilah kondektur bus adalah servis malam.. Wow bahasanya..bisa disalah artikan itu… ◦°◦☺ Hªª:D hªª:D hªª:D ☺◦°◦
Lumayanlah istirahat 30 menit. Melemaskan kaki.. Menuntaskan hasrat.. Hasrat ke belakang.. Memenuhi paru-paru dengan udara malam yang jelas jauh lebih segar dibanding udara Jakarta. Udara Jakarta jelas penuh polusi. Di sini, di Rm. Kalijaga yang terletak di cirebon, tak jauh dari pintu keluar tol kanci, udara terasa berbeda.
Servis malam. Jangan membayangkan yang wah untuk servis malam. Dalam kondisi lelah di perjalanan, perut yang lapar, makanan apa aja akan habis disantap. Makanan yang dihidangkan hanya kuah soto bening. Yang benar-benar tak berwarna, tempe goreng tepung, ayam goreng, dan telur masak kecap. Untuk jenis okelah. Soal rasa, menurutku 3 saja. Dari skala 1-1O. Kuah hanya terasa manis, pedas dan hangat setelah dibubuhi kecap manis dan sambal. Tempe, biasa aja. Telur, sedikit keras. Sedangkan untuk ayam, entahlah. Aku tidak mencomot ayam gorengnya. Yang penting perut terisi. Tidak lapar di perjalanan dan tidak masuk angin.
Kenyang dengan makanan yang dihidangkan secara prasmanan, saatnya jalan-jalan ke pusat jajanan. Di dalam rumah makan itu.. Ada pojok kecil yang menjual oleh-oleh… Macamnya banyak. Mulai dari usus goreng, sale basah, slondok, klanting, sampai dodol garut. Harganya jelas jauh lebih mahal ketimbang di luaran. Maklumlah… Cuman dia satu-satunya yang jualan. Mau keluar dari area.. Malas. Selain itu, tak tau mau kemana… Gambaran saja, harga sprite botol Rp 8.000, harga dodol garut 1 pak Rp 10.000. Cukup mahal kan…
Jam 8 kurang 5 menit, sopir bus membunyikan klakson sebagai tanda untuk meminta penumpang menaiki bus dan melanjutkan perjalanan. Sopir busnya ganti. Beda dengan waktu berangkat. Setiap bus malam memiliki 2 orang sopir dan 1 orang kondektur yang melayani penumpang di dalam bus.
Jika kita naik bus eksekutif atau super exe, biasanya ada toilet di dalam, disediakan bantal, dan juga selimut. Entah kalau kelas lain.
Subscribe to:
Posts (Atom)